Seperti yang dikutip dari dinus.cc.id, Tahun 2013 ini UDINUS dinyatakan sebagai PTS Terfavorit Ke-tiga Se- Indonesia. Prestasi membanggakan kini ditorehkan oleh kampus Udinus Semarang.
Melalui pusat data dan analisisa Tempo, kampus yang beralamat di jalan
Imam Bonjol dan Nakula ini dikukuhkan sebagai kampus terfavorit dengan
menempati urutan ke tiga setelah Trisakti dan Gunadarma. Dengan adanya
prestasi ini memberikan solusi bagi para siswa yang lulus sekolah
menengah atas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
yakni perguruan tinggi. Persaingan yang ketat antar perguruan tinggi,
baik swasta maupun negeri menjadikan Udinus sebagai alternatif pilihan
utama. Oleh karenanya kampus ini terus berbenah dalam melakukan proses
belajar untuk menghasilkan mutu pendidikan yang unggul. Rektor Udinus
, Dr Edi Noersasongko,MKom mengatakan pihaknya sangat bangga atas
torehan prestasi yang diraihnya. Komitmen tinggi, kerja cerdas dan keras
menjadikan Udinus menjadi seperti sekarang ini. “Ini harus disyukuri
karena ini adalah proses yang tidak mudah. Diperlukan energi yang besar
dengan cerdas dan keras sehingga kampus ini menjadi pilihan utama bagi
siswa untuk menimba ilmu,” ujar Edi.
Lebih lanjut Edi menyampaikan, meski diakui bahwa PTN saat ini masih
diminati, tetapi kehadiran PTS yang berkualitas bisa menambah
alternatif pilihan, dan Udinus memberikan solusinya. “Kami sangat
menyadari masyarakat memiliki preferensi dan persepsi tersendiri dalam
menilai kredibilitas suatu perguruan tinggi. Namun demikian, sebagai
institusi yang sangat konsen dalam mencetak generasi penerus merasa
berkewajiban untuk memberikan yang terbaik, dalam proses pendidikan
tinggi,” tandasnya.
Tahun ini Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT) melakukan survei
pemeringkatan perguruan tinggi negeri dan swasta menurut pandangan calon
mahasiswa dan orang tuanya. Hasil pemeringkatan tersebut menjadi salah
satu bukti bahwa persepsi terhadap kualitas perguruan tinggi di dasarkan
pada pengalaman dan pengetahuan mereka. Survei perguruan tinggi ini
mencakup beberapa hal, antara lain tingkat awareness masyarakat
terhadap perguruan tinggi, persepsi perguruan tinggi terbaik secara
nasional, serta berdasarkan tiap wilayah dan menurut jurusan/ fakultas.
Sementara itu, metode survei dilakukan dalam desain kuantitatif
dengan mewawancarai sejumlah responden menggunakan alat bantu kuesioner
secara terstruktur. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan quota
sampling, yaitu merekrut dan mewawancarai sejumlah responden sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Wawancara dilakukan secara tatap
muka (face to face interview). Responden terbagi menjadi yakni siswa SMA
kelas XII dan orang tua di tujuh kota besar, yaitu Jabodetabek,
Bandung, Semarang, Daerah Istimewa Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan
Makassar.(*)
Comments
Post a Comment